Bismillaahirrahmaanirrahiim..
Berat Sama Dipikul, Ringan Sama Dijinjing…
Barangkali kita sudah sering mendengar pepatah di atas. Intinya
adalah kebersamaan. Keadaan apapun yang dihadapi, jika kita bersama-sama
rasanya akan lebih baik daripada sendiri. Saat susah, susahnya dibagi
rata sehingga tidak terlalu susah. Saat senang, senangnya dibagi rata
hingga semua sama-sama senang.
Dalam hal bisnis dan keuangan, hal itulah yang menjadi konsep lembaga
Keuangan yang bernama Koperasi. Dikonsep oleh Bapak Negara kita,
Mohammad Hatta. Koperasi menjadi sebuah bentuk lembaga keuangan yang
paling cocok dengan karakteristik masyarakat Indonesia karena asas
KEKELUARGAAN yang dijunjungnya.
Dengan semangat kekeluargaan, segala mimpi dan cita-cita bisa diraih.
Contoh di sebuah kampung yang mayoritas petani, mereka membutuhkan
sarana transportasi untuk mengangkut hasil panen. Maka diadakanlah
koperasi, uang yang dibutuhkan untuk membeli alat transportasi bisa
disediakan dari “urunan” alias iuran anggota Koperasi. Untuk operasional
para anggota Koperasi ini bebas biaya (karena sudah urunan) dan hanya
mengeluarkan ongkos BBM.
Bayangkan apabila para petani di sebuah kampung tidak mau bekerja
sama, mereka jalan masing-masing saja. Maka yang kaya akan semakin enak,
yang miskin makin tidak enak. Petani yang mampu dapat menjual hasil
panen dengan lebih mudah, untungnya semakin besar, tapi yang kurang
mampu akan semakin kesulitan.
Efek Ganda
Kekuatan Koperasi adalah pada anggotanya. Semakin banyak anggota
koperasi, semakin kuatlah koperasi tersebut. Hal ini sesuai prinsip
dalam hidup berjamaah, semakin banyak semakin baik. Shalat saja kalau
sendirian hanya dapat ganjaran 1, apabila berjamaah dapat ganjaran
sampai 27 kali lipatnya.
Kita andaikan lagi dalam bisnis. Misalkan dalam sebuah Kampung tidak ada
pasar di sana. Kalaupun ada, hanyalah para pedagang-pedagang kecil yang
tokonya kecil dan tidak lengkap. Jika orang kampung ingin berbelanja
mereka harus pergi agak jauh ke tempat yang lebih ramai.
Namun dengan Koperasi, pedagang-pedagang kecil tadi bisa disatukan
dan dikumpulkan, anggota yang non-pedagang pun bisa ikutan investasi,
membentuk sebuah Toko Serba Ada, misalnya. Keuntungan Toserba ini
otomatis akan mensejahterakan semua yang ada di Kampung itu karena
modalnya pun hasil urunan masyarakat.
Koperasi Karyawan
Di perusahaan tempat saya bekerja, ada sebuah Koperasi yang
anggotanya adalah para karyawan dan purna-karyawan. Koperasi ini saya
lihat memegang peranan yang sangat penting bagi kesejahteraan
anggotanya. Modal dikumpulkan dari Iuran wajib dan Iuran Pokok. Dari
situ usaha Koperasi bisa berjalan. Dimulai dari Toko, pinjaman uang
kepada anggotanya, sampai usaha lainnya seperti Rental Mobil, dll.
Apabila kita anggap saja, Karyawan di kantor saya berjumlah sekitar
200 orang dan Iuran Pokok sebesar Rp 100.000. Maka Dana pokok yang ada
sekitar Rp 20.000.000 (dua puluh juta rupiah). Iuran wajib sebesar Rp
30.000 per bulan, maka ada dana tambahan Rp 6.000.000 (enam juta rupiah)
per bulan. Bayangkan jika Koperasi ini berjalan selama 5 tahun saja,
akan ada dana sebesar Rp 380.000.000 (tiga ratus delapan puluh juta
rupiah).
Jumlah di atas belum ditambah dengan keuntungan dari Toko, Pinjaman
anggota (margin 1,3 % per bulan), dan usaha lainnya. Jumlah anggota pun
terus bertambah seiring bertambahnya karyawan baru. Mungkin nilai asset
Koperasi Karyawan ini bisa Milyaran!! Ini baru satu kantor lho. Kalau
Koperasi ini dijalankan secara aktif di seluruh Kantor BUMN (minimal)
maka mungkin bisa sampai Trilyunan asetnya!
Potensi Sosial Koperasi
Dari potensi koperasi yang begitu besar, alangkah baiknya jika tetap
mengedepankan aspek sosial. Keuntungan yang didapat anggota sudah pasti,
tapi bagaimana dengan masyarakat miskin yang belum jadi anggota? Untuk
membayar iuran pun dia mungkin tidak sanggup?
Inilah yang harus menjadi perhatian kita. Sebaiknya koperasi juga
mengajak kalangan orang miskin dan tidak mampu untuk berkembang bersama.
Dalam penyertaan modal misalnya, untuk kalangan tidak mampu diterapkan
sistem bagi hasil yang tidak memberatkan sehingga usaha kecil dapat
berkembang. Masyarakat yang tadinya miskin dan tidak mampu dirangkul
menjadi anggota dan diberikan modal usaha.
Mungkin ini salah satu penyebab “ekonomi Indonesia lebih tangguh”
dibanding Negara lain. Itu sih katanya. Tapi saya pikir salah satu
penyebabnya adalah kita punya sistem koperasi. Sistem yang akan membuat
setiap orang menjadi lebih kokoh dalam perekonomiannya. Semoga ke
depannya kemiskinan di Negara ini dapat semakin berkurang karena
koperasi.. Amin.
… Dan tolong-menolonglah kamu dalam (mengerjakan) kebajikan dan takwa, dan jangan tolong-menolong dalam berbuat dosa dan pelanggaran. Dan bertakwalah kamu kepada Allah, sesungguhnya Allah amat berat siksa-Nya. (QS Al-Maidah (5) : 2)Wallahu a’lam bishshawwaab…
Semarang
13042012
0 komentar:
Posting Komentar