It's Time To Say Goodbye, Dear Oil...

Bismillaahirrahmaanirrahiim...

Meneruskan tulisan saya sebelumnya tentang BBM... Sepertinya masalah energi buat sebagian orang akan selalu menarik untuk dibahas.

Okelah, sekarang (sebagian) orang sudah mulai "siap"dengan kenaikan harga minyak dunia.. Namun apakah kita sudah memikirkan jangka panjangnya, sampai kapan kita mau terus bergantung pada minyak?

Indonesia yang jaman dahulu terkenal sebagai negara penghasil dan pengekspor minyak seharusnya tidak masalah dengan kenaikan harga minyak dunia. Akan tetapi bagaimana sekarang? Apakah status Indonesia masih seperti itu?

Hmm.. mari kita lihat data,

 Grafik Perbandingan Produksi dan Konsumsi Minyak Harian Indonesia

Grafik di atas menunjukkan kondisi produksi dan konsumsi minyak di Indonesia. Pada tahun 1965, di masa kepemimpinan Presiden Soekarno digantikan, Indonesia mulai "open source" mengenai minyak ini. Pada saat itu produksi minyak Indonesia mencapai 486.000 barel per hari sedangkan konsumsinya hanya 122.000 barel per hari, Indonesia surplus minyak 364.000 barel per hari sehingga menjadi negara pengekspor minyak yang cukup besar saat itu.

Produksi minyak Indonesia terus mengalami peningkatan yang cukup signifikan hingga di tahun 1970 menjadi 854.000 barel per hari, sedangkan konsumsi minyak dalam negeri saat itu masih berkisar di angka 153.000 barel per hari, sehingga Indonesia surplus 701.000 barel per hari. Tahun 1977 mungkin menjadi puncak keemasan ekspor BBM Indonesia, saat itu produksi minyak Indonesia mencapai 1.696.000 barel per hari sedangkan konsumsinya hanya 285.000 barel per hari, sehingga Indonesia surplus 1.411.000 barel per hari!!

Dari tahun1970 - 1989 grafik produksi Indonesia mengalami naik-turun berkisar di rata-rata 1.300.000 barel per hari,sedangkan di masa ini ekonomi Indonesia pun terus berkembang sehingga konsumsi BBM di tahun 1989 naik menjadi 693.000 barel, atau mengalami peningkatan konsumsi 287,5 % dari tahun 1970!

Dari tahun 1989 - 2000, produksi minyak mengalami penurunan rata-rata 17,65 % hingga ke level 1.450.000 barel per hari, sedangkan tingkat konsumsi terus mengalami peningkatan 67,8 % hingga menyentuh angka 1.150.000 barel per hari. Di tahun ini Indonesia mulai "seret" mengekspor minyak, yakni hanya 300.000 barel per hari.

Pada tahun 2003 awal, untuk pertama kalinya Indonesia mengalami "impas" dalam produksi dan konsumsi BBM.. Produksi minyak terus turun hingga angka 1.220.000 barel per hari, di saat yang bersamaan konsumsi minyak dalam negeri naik ke angka yang sama! Inilah TITIK BALIK kondisi PERMINYAKAN negara Indonesia, dari negara pengekspor ke negara pengimpor. Populasi yang terus bertambah dibarengi peningkatan kebutuhan industri dan ekonomi membuat negara ini semakin "haus" akan minyak.

2004 dan setelahnya, nilai kuantitas produksi minyak kita semakin turun saja menuju ke angka 1.000.000 barel per hari di tahun 2006, sedangkan angka konsumsi seakan tidak peduli, terus saja naik hingga mendekati angka 1.300.000 barel per hari. Di akhir grafik ini, yakni pada tahun 2010, kita bisa melihat posisi minyak Indonesia DEFISIT 324.000 barel per hari, dimana defisit itu harus kita tutupi dari impor minyak.

Seharusnya dari tahun 2002 kita sudah mulai waspada, bahkan jauh sebelumnya kita seharusnya sudah bisa memprediksikan bahwa cadangan minyak kita sudah mulai seret.. Sedangkan nilai konsumsi BBM tidak juga diberi "penekanan". Seharusnya di awal tahun 2000 pemerintah yang saat itu baru saja REFORMASI mulai menata kebijakan energi Indonesia di masa yang akan datang.

Setidaknya ada dua hal yang harus dilakukan dalam mewujudkan ketahanan dan kemandirian energi Indonesia :
1. Mengurangi ketergantungan konsumsi BBM di Indonesia di segala sektor (transportasi, pembangkit listrik, dll).
2. Mengeksplorasi dan memanfaatkan sumber energi alternatif BBM seperti Gas, Batu bara, terutama seumber energi terbarukan seperti Matahari, Panas Bumi, Angin, Gelombang Laut, Biomassa, dll.

Dengan segala potensi yang dimiliki oleh Indonesia, seharusnya hal tersebut menjadi sangat mungkin dilakukan. Say Hello to Renewable Energy, Goodbye Oil Energy!!

Bandung
24032012

  • Digg
  • Del.icio.us
  • StumbleUpon
  • Reddit
  • RSS

BBM : Bahan Banyak Mafia...

Bismillaahirrahmaanirrahiim...

Pemerintah dalam waktu dekat ini berencana menaikkan harga BBM (Bahan Bakar Minyak). Mungkin kita sudah tahu bersama, harga minyak dunia yang semakin tinggi dan konsumsi BBM kita (Indonesia) yang melebihi produksi dalam negeri menyebabkan Indonesia masih harus mengimpor minyak.

Data dari CIA Worldfact mengungkapkan total konsumsi minyak Indonesia 1,292 juta barel per hari, sedangkan produksinya 1,031 juta barel per hari. Sehingga Indonesia mengalami defisit minyak sekitar 271 ribu barel per hari. Itu kalau produksinya maksimal, kalau sumur minyak dalam negeri sedang seret, ya lebih banyak lagi butuh impornya.

Akan tetapi justru ketidak-adilan harga terjadi saat proses impor BBM ini. Pertamina bertanggung jawab  mengimpor BBM lewat anak perusahaannya yang disebut Petral (PT Pertamina Energy Trading Ltd).


Mari kita simak pendapat dari Rizal Ramli, mantan Menteri Perekonomian era Gus Dur mengatakan ( http://www.voanews.com/indonesian/news/Rizal-Ramli-Indonesia-Rugi-Rp-20-Miliar-Perhari-dari-Impor-Minyak-143760326.html ) :

Ketua Umum Aliansi Rakyat untuk Perubahan Rizal Ramli mengungkapkan Indonesia tidak perlu memberlakukan kebijakan untuk menaikkan harga bahan bakar minyak (BBM) jika pemerintah mampu memberantas para mafia impor minyak. Rizal Ramli memprediksikan selama ini akibat ulah mafia impor minyak negara mengalami kerugian mencapai Rp. 20 miliar rupiah perhari.

 Menurut mantan menteri Koordinator Bidang Perekonomian ini, mafia impor minyak selama ini sangat diuntungkan dengan proses pengadaan impor minyak dengan sistem tender. Apalagi setiap harinya Indonesia mengimpor sekitar 400 ribu barel minyak mentah dan 500 ribu barel minyak jadi seperti premium, solar dan minyak tanah.

“Ada mafia migas kelompok orang yang mendapatkan keuntungan 2-3 dolar perhari, kalikan 900 ribu barel, mereka dapat lebih dari 2 juta dolar, 20 miliar perhari, kalikan 360 mereka dapat lebih dari 7 triliyun, tetapi mereka ada karena dukungan dari kekuasaan, mereka menyogok orang-orang yang berkuasa,” ungkap Rizal Ramli.

Rizal Ramli menegaskan banyak jalan yang sebenarnya bisa dilakukan pemerintah selain memberlakukan kenaikan harga BBM. Jalan tersebut dapat berupa pemberantasan mafia impor migas dan pembangunan kilang baru.

“Ini luar biasa keterlaluan, kenapa tidak sikat mafia migas ini, bangun kilang sehingga ongkos memproduksi BBM itu lebih murah, kita sering dicekokin bahwa ini subsidi untuk rakyat padahal sebagian besar ini subsidi untuk KKN di sektor migas dan subsidi ketidakefisienan,” kecam Rizal.

Rizal Ramli, mantan Menteri Koordinator Bidang Perekonomian RI


Proses impor minyak ini pun menurut Wakil Ketua Komisi VI DPR RI, Erik Satya Wardhana, memiliki banyak "kebocoran" dan tidak efisien. Berikut kutipan dari politikindonesia ( http://www.politikindonesia.com/index.php?k=pendapat&i=32164-Salah-Kelola-Petral-oleh-Pertamina ):

14/03/2012 12:22 WIB

Salah Kelola Petral oleh Pertamina

....

Soal pola pembelian melalui broker atau trader yang dilakukan oleh Petral dalam pengadaan minyak mentah dan bahan bakar minya (BBM) jenis premium.  Secara logika, pembelian tidak langsung (melalui broker/trader) pasti akan lebih mahal dari pada pembelian langsung kepada produsen. Kondisi ini menjadi penyebab tingginya biaya pengadaan, yang secara otomatis memberi kontribusi bagi mahalnya harga minyak di dalam negeri yang berakibat pada beban APBN.

Fakta ini, ujar Erik, dapat dilihat dalam kejanggalan pada kasus pengadaan minyak mentah jenis azari crude yang dilakukan Petral. Dimana, harga dari Socar yang merupakan produsen azeri crude ternyata lebih mahal dari harga yang ditawarkan PTT Thailand yang merupakan trader.

Sedangkan penjelasan Vice Presiden Marketing Petral pada 23 Februari lalu, bahwa alasan dimenangkannya PTT Thailand karena harga yang ditawarkan lebih rendah dibanding Socar. “Ini aneh, karena PTT Thailand pasti memperoleh azari crude dari Socar. Bagaimana mungkin harga trader lebih rendah dibanding harga produsen.”

...
Persoalan lainnya yang melingkupi Pertal, adalah terkait beban transportasi. Erick mengaku menerima data adanya inefsiensi dalam pengapalan minyak. Berdasarkan data yang diterima, besarnya inefisiensi di proses pengapalan mencapai sekitar Rp26,1 miliar sebulan atau lebih dari Rp300 miliar setahun.

“Lagi-lagi ini akibat praktek broker yang menyebabkan biaya sewa kapal menjadi terlalu besar, jauh di atas harga yang wajar. Kalau di total permainan dalam pengadaan crude oil, premium, solar dan avtur, inefisiensi Petral bisa mencapai sekitar Rp.4 triliun dalam setahun,”
...

Erik Satrya Wardhana, Wakil Ketua Komisi VI DPR


Dari artikel-artikel di atas ada tiga hal yang saya highlight :
1. Indonesia mengimpor BBM lewat broker alias "calo"
2. Ada permainan dalam tender sehingga "pasti" menang broker / perantara / "calo" daripada PRODUSEN
3. Biaya lewat broker / perantara / "calo" pasti lebih tinggi.

Dari sini dapat kita lihat bahwa, masalah BBM adalah masalah "ladang uang" yang tidak sedikit bagi banyak pihak. Sungguh tidak masuk di akal bahwa menurut pengakuan Pertamina, harga beli di produsen lebih mahal daripada harga beli di toko / perantara. Apakah tidak aneh?

Sungguh kita telah dipermainkan. Harga BBM telah dipermainkan. 230 juta rakyat Indonesia telah dipermainkan. Apa yang bisa kita lakukan?


 Jadi, sebetulnya kenaikan BBM untuk apa? Harga BBM dikendalikan oleh siapa?

Mengapa tidak bisa transparan dalam pengadaannya, langsung dari produsen saja sehingga harga lebih murah?

Memang banyak pr-pr lain yang harus kita kerjakan dalam urusan BBM ini :
1. Peningkatan produksi minyak dalam negeri
2. Penghematan penggunaan BBM, beralih ke Gas dan Listrik, serta energi alternatif lain seperti Matahari (Solar) dan BIOFUEL.

Sekian dulu... mudah2an bermanfaat..

Semarang
22032012

  • Digg
  • Del.icio.us
  • StumbleUpon
  • Reddit
  • RSS

Nyamuk, oh.. Nyamuk..

Bismillaahirrahmaanirrahiim..

Nyamuk. Binatang ini sering dianggap mengganggu bahkan berbahaya bagi manusia.
Karenanya ia sering diburu dengan obat semprot, raket listrik, sampai metode tradisional (ditabok pake tangan).

Nyamuk.
Binatang yang telah dituduh jadi biang keladi berbagai penyakit yang ada.
Mulai dari DB (demam berdarah), Malaria, Kolera, sampai Chikungunya.
Kalo ada warga RT yang terkena penyakit itu, solusinya simpel : FOGGING, alias pemberantasan nyamuk secara besar-besaran menggunakan obat nyamuk yag dibikin kayak asap / kabut.
Bagi orang yang kena penyakit gara-gara nyamuk, dia jadi sumber bencana.

Nyamuk.
Binatang ini telah berjasa bagi jutaan orang di dunia.
Sampe-sampe ada perusahaan raksasa bisa kaya gara-gara nyamuk.
Maksudnya bikin industri obat nyamuk.
Bagi orang yang "hidup" dari industri obat / perlengkapan pembunuh nyamuk, harusnya dia jadi pahlawan.  

Fakta Menarik Tentang Nyamuk

Tahukah Anda?
Hanya nyamuk betina saja yang menyedot darah, dan itu sama sekali tidak ada hubungannya dengan makan.
Sebab, pada kenyataanya, baik jantan maupun betina makan cairan nektar bunga.
Nyamuk betina perlu memberi nutrisi protein yang terdapat dalam darah untuk perkembangan telur-telurnya.  

Teknologi Nyamuk

Nyamuk selalu dapat menemukan sasarannya dengan tepat karena mereka melihat dengan gerakan, panas tubuh, dan bau tubuh.
Disini dia memakai 3 sensor yang luar biasa sekaligus.
Teknologi yang diadaptasi manusia dalam peluru kendali baru hanya bisa 1 macam.

Sewaktu nyamuk hinggap di tubuh dia menempelkan mulutnya yang mirip sedotan disebut juga probosis.
Lalu terdapat pisau yang merobek kulit maju mundur, hingga menemukan urat darah, setelah itu baru darah yang ada dihisap.
Dalam prosesnya nyamuk juga mengeluarkan air liur yang mengandung antikoagulan untuk mencegah darah yang dia hisap membeku.
Proses ini berlangsung cepat dan seolah-olah proses yang terjadi adalah nyamuk menusuk tubuh padahal tidak begitu, nyamuk membedah kita seperti layaknya dokter bedah yang cepat dan akurat.
Subhanallah.. Dokter bedah harusnya belajar dari Nyamuk!

Setelah nyamuk kenyang dia akan mencabut probiosis dan terbang.
Air liur yang tertinggal di kulit kita akan merangsang tubuh layaknya ada benda asing yang mengganggu, terjadilah proses yang dikenal dengan alergi, dan yang terjadi adalah bentol-bentol dan gatal.
Buat orang yang udah sangat terbiasa mungkin udah ga gatal lagi, udah kebal, he he he.

(diadaptasi dari sumber : wikipedia.org)

  • Digg
  • Del.icio.us
  • StumbleUpon
  • Reddit
  • RSS

Kutu Loncat dalam Kotak Korek

Bismillaahirrahmaanirrahiim...

Alkisah, ada seorang pemuda yang sedang berkelana mencari jati dirinya. Dia pun berkelana ke negeri nan jauh untuk menimba ilmu. Sampai suatu saat ia tiba di sebuah negeri yang makmur dan maju. Ia pun terpesona dan penasaran mengapa negeri itu bisa begitu maju dengan pesat.

Ia pun bertemu penduduk setempat dan mengobrol, mencari tahu budaya setempat. Ia pun menanyakan ; Siapakah pemimpin kalian? Orang seperti apakah dia? Penduduk setempat pun menjawab ; Pemimpin kami adalah orang yang sederhana dan bijak, dia adalah seorang guru. Pemimpin kami orangnya sangat santai dan ramah, dia dapat ditemui dengan mudah tidak ada acara protokoler yang rumit.

Mendapat jawaban tersebut sang pemuda itu kaget dan penasaran, mengapa di negeri semaju dan semodern ini seorang guru bisa menjadi pemimpin tertinggi? Dan mengapa ia bersikap begitu santai, padahal bagi pemimpin keselamatan kan yang utama?

Pemuda itu pun bertekad untuk menemui pemimpin negeri itu yang biasa disebut "Sang Guru". Ia pun mengunjungi kantor pusat pemerintahan di Ibu Kota.

Ketika ia sampai di Kantor Pemerintahan, ia melihat sebuah bangunan tua yang megah. Terlihat kokoh namun sederhana. Tidak ada kesan angkuh dan tertutup. Ia pun melihat ada sesosok yang berbadan tegap menggunakan pakaian resmi. Ia berasumsi bahwa itu adalah petugas keamanan "Istana" Pemerintahan dan memberanikan diri melapor ke Petugas keamanan  tersebut untuk bertemu "Sang Guru".

"Selamat Siang Pak!"

Sang Petugas Keamanan yang awalnya terlihat sangar bin angker, ternyata bersikap ramah saat berdialog dengan pemuda tersebut.

"Selamat Siang, maaf Anda ada kepentingan apa ya?", tanya sang petugas.
"Perkenalkan saya Fulan, dari negeri seberang. Saya ingin bertemu dengan Pemimpin negeri ini.."
"Oh, ya, silakan isi buku tamu ini dulu."
"Baik pak, terima kasih. Tapi beliau ada kan Pak?"
"Beliau ada kok. Ngomong-ngomong, ada keperluan apa ya dik?", petugas keamanan itu bertanya lagi.
"Begini Pak, saya sangat mengagumi kemajuan yang terjadi di negeri ini. Padahal sekitar 10 tahun yang lalu negeri ini baru saja menderita akibat peperangan yang terjadi. Maka dari itu saya sangat ingin bertemu dengan pemimpin negeri ini. Saya ingin belajar banyak dari negeri ini."

Sang Petugas Keamanan tersenyum dan bercerita,
"Memang negeri ini sempat hancur dan menderita akibat perang antar golongan yang terjadi di negeri ini. Akan tetapi itu semua sudah kami lupakan dan kami bertekad untuk membangun negeri ini dalam damai. Oya dik, silakan duduk dulu."

Sang Petugas Keamanan pun mempersilakan si pemuda untuk duduk di Pos Jaga, lalu ia menelepon sekretaris Sang Pemimpin.

"Sekretaris sudah saya beritahu..."
"Terima kasih Pak," Sang Pemuda tersebut memotong.
"Saya harus ke mana pak?"

Sang Petugas Keamanan kembali tersenyum,
"Di sini saja dulu. Oya, jadi Anda ini mau belajar di negeri ini?", tukas Sang Petugas.
"Betul sekali pak. Akan sangat berharga bagi saya untuk bisa belajar di negeri ini sebelum kembali ke negeri saya."
"Akan saya buka sedikit rahasia, mengapa negeri kami bisa begini. Meskipun saya petugas keamanan, saya tetap membuka wawasan saya lho."

Sang Petugas pun memulai ceritanya,
"Jadi begini, kamu tau kutu loncat kan?
Seekor binatang yang dapat meloncat 200 kali tinggi tubuhnya. Ia dapat mempunyai kekuatan seperti itu karena ia dapat memaksimalkan kemampuan dirinya."

"Ada sebuah cerita tentang kutu loncat ini. Suatu ketika ada eksperimen yang dilakukan oleh seorang ilmuwan. Ia memasukkan seekor kutu loncat ke dalam kotak korek api.
Kutu loncat itu pun meloncat di dalam kotak korek api tersebut. Dapat diduga, kutu loncat tersebut menabrak dinding kotak.. Begitu terus berulang-ulang.. Sampai akhirnya si kutu mencoba mengurangi tenaga loncatnya.
Beberapa kali masih terbentur, namun di percobaan yang ke sekian ratus kali, ia akhirnya berhasil meloncat dengan aman, tanpa terbentur dinding."

"Kutu tersebut berada di kotak korek api selama 3 minggu.
Setelah 3 minggu berlangsung, kutu tersebut dilepaskan dari kotak korek api.
Apa yang terjadi setelah itu, kutu loncat tersebut menjadi sangat terbiasa melompat sebatas seperti masih di dalam kotak korek api tadi, seolah-olah ia takut terbentur dinding kotak padahal sebetulnya tidak ada kotak.
Kutu tersebut kehilangan kemampuan meloncat sampai 200 kali tinggi tubuhnya. Ia hanya meloncat dengan "aman"."

"Nah, ibarat itulah kemampuan manusia. Lebih dari berabad-abad negeri kami ini merasa "terkungkung" seperti kutu loncat dalam kotak korek. Kami merasa takut untuk bergerak bebas.
Sebetulnya yang kami takuti bukanlah hal yang nyata seperti dinding korek itu. "Dinding" yang kami hadapi adalah sebuah "tradisi" yang mengakar sangat kuat, sebuah "kepentingan" yang licik, dan sebuah kebiasaan yang sangat lazim sehingga apabila ada hal-hal baru seolah-olah "terbentur" dengan "dinding-dinding" tadi."

"Akhirnya pada 10 tahun lalu ada gerakan "terobosan" yang berusaha keluar dari dalam "kotak". Gerakan ini mendapat perlawanan yang amat kuat sehingga terjadi perang ideologis."

"Peperangan itu sebenarnya lebih banyak "berperang melawan diri sendiri" daripada melawan orang lain.
Peperangan itu lebih banyak pada aspek kejiwaan daripada aspek fisik. Walaupun secara fisik memang ada beberapa orang yang harus rela berkorban raga. Namun itulah tonggak perubahan.
Peperangan itu akhirnya dimenangkan oleh kaum yang menginginkan perubahan dan terobosan."

"Dan dari sisa-sisa kemenangan kami itulah, negeri ini dibangun kembali. Kami memaksimalkan segala potensi yang dimiliki oleh putra-putri negeri kami sendiri. Kami tidak menghancurkan segala tradisi yang mengungkung, kepentingan yang licik, dan kebiasaan-kebiasaan yang salah di negeri ini."

Petugas Keamanan itu terlihat sangat berbeda dari awal perjumpaan mereka. Ia menjadi sangat berapi-api seolah-olah ingin meledak, tetapi cara berbicaranya sangat terstruktur dengan baik. Setelah itu terdengar suara panggilan telepon di Pos Jaga dan Sang Petugas Keamanan pun segera menerimanya. Ternyata sebuah panggilan untuk Sang Petugas Keamanan. Akhirnya ia pun berpamitan kepada Sang Pemuda tersebut.

Sang Pemuda yang dari awal mendengarkan semakin terbakar juga semangatnya untuk segera mengadakan terobosan-terobosan di negerinya. Ia merasa sangat terinspirasi oleh cerita Sang Petugas Keamanan tadi. Di dalam pikiran sang Pemuda ia bagaikan mendapat ide segar yang harus segera dilaksanakan. Keinginan untuk bertemu "Sang Guru" alias Pemimpin negeri tersebut menjadi tidak sebesar tadi karena ia ingin cepat-cepat pulang.

Tak lama kemudian datanglah Petugas Keamanan yang lain. Kali ini pakaiannya masih mirip dengan yang pertama namun berwarna lain dan ditambahi tulisan "SECURITY" melingkar di lengan kanannya. Sang Pemuda pun memutuskan untuk segera pulang, ia pun akan berpamitan kepada Petugas Keamanan yang baru datang ini.
"Pak, mohon maaf saya tidak jadi bertemu Sang Pemimpin. Saya harus segera kembali ke negeri saya karena saya memiliki pekerjaan yang amat banyak."
"Lho dik, justru saya ke sini untuk menyampaikan permohonan maaf dari Sang Pemimpin karena telah menerima kedatanganmu hanya di Pos Jaga ini."

Sang Pemuda tidak begitu mengerti maksud Petugas Keamanan yang baru ini.
"Maksud Bapak, yang bicara panjang lebar tadi di Pos Jaga ini? Dia atasan bapak kan? Saya lihat pakaiannya mirip pak, berjas resmi hanya warnanya saja yang berbeda dan tidak ada tulisan "SECURITY"-nya."
"Iya, dia memang atasan saya, tetapi atasan yang paling atas. Alias Sang Pemimpin. Beliau kebetulan tadi sedang berjalan-jalan memeriksa Pos Jaga ini, dan saya disuruhnya berkeliling untuk patroli. Sebenarnya saya tidak enak meninggalkan beliau sendiri di sini, tapi ini saya kan cuma menjalankan perintah."

Sang Pemuda kaget bukan main bahwa yang tadi ia sangka adalah Sang Petugas Keamanan ternyata adalah Sang Pemimpin itu sendiri! Alangkah malunya ia tadi memotong pembicaraan. Dan alangkah kagumnya ia terhadap kerendahan hati Sang Pemimpin tadi. Pantas saja cara berpikir dan berbicaranya luar biasa, pikir Sang Pemuda itu.

"Wah, mohon maaf Pak, saya tidak tahu kalau itu adalah Sang Pemimpin negeri ini. Saya benar-benar tidak tahu soalnya saya dari negeri seberang Pak. Lagipula beliau sangat bersikap sederhana."

"Ya, tidak apa-apa. Itu sudah biasa terjadi, beliau memang begitu, bersikap sederhana dan saking sederhananya orang yang pertama kali berjumpa dengannya tidak akan menyangkan kalau beliau memiliki jabatan tertinggi di negeri ini. Mungkin itu karena ia berasal dari seorang guru. Ia memandang Pemimpin itu bukan kehormatan, tetapi sebuah amanah yang harus diemban, yang akan dimintai pertanggungjawabannya.", petugas keamanan itu menjelaskan.

Kini Sang Pemuda itu mendapatkan dua pelajaran yang amat berharga dari kunjungannya ke negeri ini. Yang pertama mengenai kisah kutu loncat tadi dan yang kedua adalah mengenai prinsip kepemimpinan.

Pertama : Jangan batasi kemampuan diri dengan apapun. Batasan itu biasanya lebih banyak dari dalam diri sendiri, sisanya dari luar. Akan tetapi jika ada gerakan bersama untuk "keluar dari kotak" dan membebaskan diri, niscaya batasan-batasan tersebut akan hancur.

Kedua : Kepemimpinan adalah sebuah amanah yang harus diemban yang akan dimintai pertanggungjawabannya. Seorang pemimpin adalah harus dapat melayani yang dipimpinnya, bukan sebaliknya. Seorang pemimpin bukan orang yang terkenal, tetapi orang yang mau mengenal segala aspek dari yang dipimpinnya.

--------------------------------
Semarang
140312
--------------------------------

  • Digg
  • Del.icio.us
  • StumbleUpon
  • Reddit
  • RSS