Membangun Keluarga




Membangun keluarga bagaikan sebuah perjalanan, perjalanan menuju satu tujuan bersama yang telah disepakati. Setidaknya dalam niat awal membina rumah tangga, hal tersebut sudah muncul. Apa alasan Anda menikah? Itulah yang akan menjadi tujuan perjalanan Anda dan pasangan setelah menikah.

Secara psikologis, ada 3 faktor pembentuk keluarga :

1. Paradigma pasangan tentang keluarga

Paradigma adalah cara pandang, cara bersikap terhadap suatu hal. Jadi dari awal masing2 individu baik suami maupun istri harus memperjelas bagaimana paradigma pribadinya tentang sebuah keluarga. Hal inilah yang akan menentukan kecocokan antara suami dan istri.
Misalkan suami memandang "membangun keluarga adalah untuk mendapat keturunan dan sekedar melanjutkan garis keluarga" sedangkan sang istri memandang "membangun keluarga adalah ibadah kepada Allah". Dua paradigma yang berbeda itu akan menyebabkan banyak ketidakcocokan dalam rumah tangga. Jadi paradigma awal haruslah disamakan.

2. Kompetensi dan partisipasi anggota keluarga

Kompetensi dan partisipasi masing2 anggota keluarga sangatlah penting. Harus ada keseimbangan yang baik antara suami, istri, dan anak-anak (apabila telah besar) dalam masalah kompetensi dan partisipasi untuk membangun keluarga. Suami mencari nafkah, istri mengurus rumah tangga, anak membantu orang tua. Masing2 anggota keluarga hendaklah mempunyai peran yang seimbang.
Apabila terjadi ketidakseimbangan dalam kompetensi dan partisipasi, tentu keluarga tersebut tidak akan seimbang pula. Misalkan sang suami mencari nafkah, rumah tangga diurus pembantu, anak diurus baby sitter, sedangkan sang istri hanya bersantai. Atau sebaliknya, sang istri yang mencari nafkah, mengurus rumah tangga dan anak, sedangkan sang suami hanya berleha-leha. Sebaiknya segala sesuatunya harus seimbang.

3. Aktifitas anggota keluarga

Aktifitas anggota keluarga juga berpengaruh terhadap bangunan keluarga itu sendiri. Masing-masing anggota harus menjalankan aktifitasnya secara seimbang dan teratur. Jangan mementingkan sesuatu hal sehingga mengorbankan hal lain yang sebetulnya lebih penting. Jalankan aktifitas yang memang menjadi prioritas dalam membangun keluarga.
Misalkan sang suami dan istri bekerja dari pagi sampai malam, sedangkan rumah dan anak2 diurus oleh para pembantu. Maka hal ini tidak akan berdampak baik bagi keluarga karena aktifitas di luar rumah yang terlalu berlebihan. Anak2 tidak dibesarkan dengan kasih sayang orang tuanya tetapi dari kasih sayang pembantunya. Mendidik anak bukan hanya materi, tetapi kedekatan hati.


Paradigma Bentuk Keluarga dalam Islam

1. Beribadah kepada Allah
2. Menjaga kesucian diri
3. Merealisasikan amal / menerapkan hukum-hukum Allah

3 faktor di atas adalah menjadi kunci paradigma seorang muslim dalam sukses berumah tangga. 3 hal di atas yakni beribadah kepada Allah, menjaga kesucian diri masing-masing, dan merealisasikan amal / menerapkan hukum2 Allah haruslah menjadi sebuah niatan dari awal untuk membentuk keluarga yang Sakinah, Mawaddah, Warrahmah.


Pengertian SaMaRa

Keluarga yag Sakinah, Mawaddah, Warrahmah adalah keluarga yang mempunyai tujuan :
1. Kebahagiaan dunia
2. Kebahagiaan akhirat (masuk surga)
3. Dijauhkan dari api neraka

Kebahagiaan dunia saja tidak akan cukup karena dunia akan berakhir, sedangkan kehidupan yang abadi adalah di akhirat kelak. Tentu saja kita menginginkan kebahagiaan yang abadi yakni di surga. Dan jangan sampai kita menyentuh / masuk neraka walaupun sebentar, na'udzubillahi min dzalik.

"Hai orang-orang yang beriman, peliharalah dirimu dan keluargamu dari api neraka yang bahan bakarnya adalah manusia dan batu; penjaganya malaikat-malaikat yang kasar, keras, dan tidak mendurhakai Allah terhadap apa yang diperintahkan-Nya kepada mereka dan selalu mengerjakan apa yang diperintahkan." (Q.S. At-Tahrim (66):6)

Oleh karena itu, setiap keluarga muslim hendaklah memiliki VISI, MISI dan PROGRAM KERJA yang jelas dalam membangun keluarga untuk mencapai tujuan di atas. Di bawah ini adalah contoh saja, bagaimana Visi, Misi dan Program Kerja sebuah keluarga muslim :

VISI
"Semua Anggota Keluarga Mencapai Kebahagiaan dunia, Kebahagiaan akhirat (masuk surga) dan Dijauhkan dari Api Neraka"

MISI
1. Mencapai derajat taqwa
2. Hidup mulia atau mati syahid

PROGRAM KERJA
1. Shalat 5 waktu tepat waktu, dan berjamaah di masjid
2. Shaum (wajib dan sunnah)
3. Zakat dan sedekah
4. Haji (diniatkan dari sekarang)
5. Shalat Tahajjud
6. Shalat Dhuha
7. dll

Tentu saja inti dari semua ini adalah "teamwork" atau kerja sama antar suami, istri, dan anak dimana sang suami adalah pemimpinnya. Tanpa adanya kerja sama yang baik akan sulit membangun keluarga.
Wallaahu a'lam bishshawwaab.

(Sumber : tarbiyah)

  • Digg
  • Del.icio.us
  • StumbleUpon
  • Reddit
  • RSS

Villa Kecil Kami


Rumah kami, Alhamdulillah, akhirnya dalam usia pernikahan kami yang baru 1,5 tahun lebih ini kami mendapatkan rezeki dari Allah SWT untuk membeli sebuah rumah di Kota Semarang walaupun masih nyicil :p. Rumah ini kami dapatkan setelah masa pencarian yang cukup lama. Harganya terjangkau dan bangunannya bagus, tetapi jaraknya jauh. Sebuah konsekuensi logis memang :).

Rumah kami terletak di kawasan dataran yang cukup tinggi di kota Semarang, sehingga udaranya pun cukup sejuk. Jarak dari rumah ke kantor kurang lebih 13 km, jarak yang bisa ditempuh sekitar 20 menit jika menggunakan motor, tidak terlalu jauh bukan? Untuk menuju rumah kami, diperlukan tingkat kesabaran yang cukup tinggi karena setelah belok dari jalan raya antar kota (Jurusan Semarang-Solo), Anda harus menempuh 3 km jalan yang naik-turun serta berkelok. Namun begitu sampai ke kompleks rumah kami, rasa lelah pun hilang dengan melihat kesegaran pemandangan perbukitan hijau dan udara segar di sekitar kawasan rumah kami. Serasa tinggal di Villa :p.

Hari Minggu tanggal 29 Januari 2012, kami pun pindahan dari rumah kontrakan kami di Perumnas Banyumanik ke rumah kami yang baru. Jarak dari rumah kami yang lama tidak terlalu jauh, sekitar 4 km-an. Waktu itu kami dibantu oleh teman dari kantor dan juga tetangga kami di Perumnas. Alhamdulillah, sore itu juga rumah sudah bisa ditempati dan malam itu menjadi malam pertama kami di rumah :).

Berbicara tentang suhu udara, di rumah kami yang baru ini kami merasa kedinginan saat malam tiba. Mungkin faktor musim hujan ditambah letak rumah kami di dataran tinggi. Malam hari kami tidur, pintu harus tertutup, karena jika tidak angin yang berhembus masuk sangat dingin, brrrr... Benar-benar jadi serasa berada di Villa, tinggal tambah perapian saja biar hangat (tapi nanti tetangga mengira ada kebakaran, hehe).

Begitulah sekilas cerita singkat tentang rumah kami yang rasanya seperti Villa, walaupun sangat sederhana dan kecil jika mau dikatakan sebagai Villa. Jika Anda berkenan silakan mampir ke rumah kami, kami akan ajak Anda menikmati udara segar dan pemandangan hijau di bukit Gedawang, halah kayak promosi Objek Wisata aja :p.

  • Digg
  • Del.icio.us
  • StumbleUpon
  • Reddit
  • RSS