Monitor Baru dan Koneksi Internet Yang Putus

Komputer di kantor yang saya pakai selama ini masih memakai monitor 15 inci model lama. Tapi saya pikir belum saatnya diganti karena masih dapat berfungsi dengan baik. Monitor itu merknya IBM (maaf g maksud promosi loh..hehe), mungkin itu yang membuat dia awet sekali dari tahun 2003-an. Sampai suatu hari ada percakapan antara saya, Pak D (rekan satu ruangan saya), dan Pak W (bagian rumah tangga dan pengadaan di kantor).

Ketika itu Pak W datang ke ruangan kami karena ada sedikit pekerjaan penataan ruang.

Tiba-tiba Pak D nyeletuk : "Pak W, monitornya Mas Aji ini tolong diganti dengan yang baru pak, model LCD itu loh pak. Soalnya gambarnya udah gak jelas saya bacanya"
(Padahal selama saya pake ga pernah tuh kejadian ga jelas gambarnya, Pak D aja jarang banget pake tuh komputer itu, wah sok tahu juga dia :D)

Pak W : "Oh ya? Ya gapapa pak kalo memang sudah saatnya diganti, tinggal mengajukan saja. Kebetulan kami masih ada sisa 1 pengadaan monitor kemarin, belum ada yang mengajukan dari bagian lain. Gimana mas Aji?"

Saya : (Tadinya mau bilang ga usah pak, tapi berhubung Pak W bilang ada sisa 1 kenapa ga? hehe) "Oh gitu pak, oke pak, nanti saya buat pengajuan." (Langsung berubah pikiran, takut nanti kalo pas butuh ngajukan susah dapetnya :D).

***

Dan akhirnya keesokan harinya saya pun membuat pengajuan dengan tanda tangan Koordinator saya, beliau pun ternyata tidak keberatan mengingat "barangnya sudah ada, tapi masih nganggur". Lalu saya pun menyerahkan pengajuan itu ke Pak W dan Asisten Manajer Administrasi, Pak T. Eh, ga sampe itungan 5 menit barang itu (monitor LCD) sudah diserahkan ke saya. Dengan senang hati saya menerima dan memasang monitor tersebut.

Namun ada hal aneh yang terjadi, ketika monitor yang baru saya pasang dan melepas monitor yang lama, koneksi internet di komputer tersebut jadi putus. Saya curiga ketika melepas kabel monitor lama, menyenggol kabel LAN di komputer tersebut dan membuatnya "unplugged". Saya pun berusaha melepas dan menyambung kembali si kabel LAN, masih tidak bisa. Digoyang-goyang pun tidak bisa. Akhirnya saya biarkan saja. Mungkin ini kompensasi, mendapat monitor baru yang tidak "urgent", harus dibayar dengan kehilangan koneksi internet di komputer tersebut :).

***

Apa ya hikmah dibalik kejadian-kejadian di atas? Mungkin kalo boleh saya menyimpulkan sedikit :
- Pengadaan barang seperti tanpa perencanaan, barangnya ada tapi belum tahu mau dipasang dimana, seharusnya kan ada permintaan dulu baru diadakan.
- Gunakan barang sampai benar-benar tidak bisa dimanfaatkan, baru minta ganti. Tapi kalo memang dapet "hibah" ya jangan ditolak :D.
- Ada lagi? silakan menyimpulkan dan mengambil hikmah sendiri.

Semoga bermanfaat :).

  • Digg
  • Del.icio.us
  • StumbleUpon
  • Reddit
  • RSS

Perjalanan Penuh Warna (Bagian 2)

*sambungan dari :

Perjalanan Penuh Warna (Bagian 1)

 

Setelah Kakek kami mendapat masukan makanan dari Infus (beliau sudah sulit makan secara normal), Alhamdulillah Kakek terlihat bertambah segar. Kakek mulai bisa berkomunikasi walaupun masih belum bisa berbicara dengan jelas. Setelah  masuk ruang ICCU perasaan kami agak lega karena Kakek sudah tertangani dengan baik. Malam harinya kami pun berbagi tugas ada yang berjaga di RS dan yang lain pulang ke rumah.

Keesokan harinya kami kembali ke RS untuk melihat kondisi Kakek. Beliau terlihat lebih baik lagi, sempat mengobrol dengan kami beberapa saat. Ingatan beliau masih sangat baik, menanyakan keadaan keluarga saya, dll. Pada sore harinya dengan berat hati kami pun berpamitan kepada Kakek untuk pulang ke Bandung dan terus ke Semarang. Suasana yang sangat mengharukan bagi kami karena rasanya ingin terus bersama beliau, tetapi kami harus mengingat kewajiban kami di kota lain.

Dari Sukabumi kami berangkat hari Minggu setelah Sholat Maghrib, menuju rumah ibu saya di kawasan Cinunuk, Cileunyi, Bandung. Pukul 22.30 sampai di rumah, saya yang sudah lelah ingin langsung istirahat. Namun ternyata anak kami, 'Aini malah terlihat cenghar (segar), dia malah mengajak main :). Selama beberapa saat dapat tertangani oleh Ibu saya dan keponakan-keponakan saya (Zylvi 10 tahun dan Rihhad 6 tahun). Mereka masih mau mengajak main 'Aini dan memang belum begitu mengantuk karena di mobil sudah tidur.

Ketika sudah puas bermain, 'Aini pun kami ajak tidur. Namun sangat sulit sekali bagi dia untuk tertidur, yang ada malah tambah rewel. Istri saya pun sudah melakukan berbagai macam cara mulai dari menyusuinya, menggendong, mengelus-elus, tapi tetap saja rewel. Akhirnya saya yang sudah setengah tertidur pun harus bangun lagi, saya coba menyetel film kesukaannya 'Aini, Barney and Friends. Dia pun terlihat anteng dan mulai mengantuk, tetapi sampai filmnya habis dia belum tidur juga, disetel lagi masih rewel. Akhirnya 'Aini saya gendong dengan posisi tegak tapi kepalanya bersandar di bahu saya. Eh, tidak lama kemudian dia akhirnya tidur, mungkin minta jatah gendongan Bapaknya nih.. hehe.

Keesokan harinya, Senin tanggal 23 Januari 2012 kami berencana bersilaturrahim ke rumah Neneknya Istri saya di kawasan Setiabudi, Bandung. Pukul 11 kami berangkat ke rumah Mertua dulu untuk menjemput mereka sekeluarga (istri saya 3 bersaudara). Kami ber-10 (Ayah mertua, Ibu mertua, Kakak Ipar laki2, Kakak Ipar perempuan, 2 anak kakak ipar, Saya, Istri, anak saya, dan Adik Ipar) berangkat ke Setiabudi dengan menggunakan 1 mobil dan 1 motor. Sebelum ke Setiabudi kami mampir ke "Griya Toserba" karena Kakak saya ingin belanja dan mengajak anak2nya main di Game Center. Kami pun sekalian makan siang di sana.

Dari Griya Toserba tak terasa sudah jam 3 sore, kami pun berangkat ke Setiabudi, rumah Nenek kami. Sampai disana kami disambut dengan hangat oleh Nini (panggilan Nenek), dan keluarga adik-adiknya Ayah Mertua saya. 'Aini pun sangat senang bermain di rumah Nini, begitu juga kakak-kakak sepupunya, Icha 3 tahun, dan Upi 13 bulan. Kami pun berpamitan pulang setelah sholat Maghrib, saya dan istri sekalian berpamitan untuk terus ke Semarang.

Malam itu kami bermalam di rumah Ayah mertua saya lagi, sebelum pulang ke Semarang. Kami berencana untuk pulang ke Semarang pada hari Selasa dini hari, sekitar pukul 3 pagi, namun ternyata kami baru terbangun pada pukul 03.30. Akhirnya kami memutuskan berangkat setelah sholat Shubuh agar lebih tenang. Kami pun berpamitan pada keluarga Mertua saya, 'Aini yang sedang tertidur akhirnya bangun ketika akan dipindahkan ke mobil, mungkin dia ingin melihat Kakek dan Neneknya dulu sebelum pulang, hehe.

Pada saat itu awalnya kami akan langsung pulang ke Semarang, tetapi kami baru ingat ada barang yang tertinggal di rumah Kakak saya (dekat dengan rumah ibu saya di Cinunuk, Cileunyi). Tadinya cuma mampir sebentar untuk ambil barang, eh, 'Aini-nya pup (BAB), terpaksa deh turun dari mobil ikut ganti popok :). Pada saat proses ganti popok tersebut, saya menelepon Ibu saya untuk laporan bahwa saya di rumah Kakak saya mampir. Ternyata Ibu mengabarkan bahwa beliau harus kembali ke Sukabumi untuk menengok lagi Kakek karena dikabarkan sudah agak hilang kesadarannya.

Kami sempat bingung, apa saya harus menambah cuti untuk ke Sukabumi juga? Saya khawatir kalau saya pulang tetapi terjadi sesuat pada Kakek bagaimana? Tetapi saya menyerahkan sepenuhnya pada Allah, masalah ajal Kakek saya tidak ada yang tahu selain Allah.Juga mengingat kondisi fisik saya, istri, dan 'Aini yang masih harus melakukan perjalanan jauh ke Semarang akhirnya kami memutuskan untuk pulang ke Semarang saja.

Kami mengantar Ibu sampai ke Cileunyi, beliau naik kendaraan yang ke arah Teminal Leuwi Panjang, lalu menyambung naik Bis ke Sukabumi. Saya sangat kagum pada Ibu saya, di usianya yang mendekati 60 tahun masih sangat mandiri dan segar melakukan perjalanan tersebut.

Selesai mengantar Ibu, kami pun melaju ke Semarang, waktu pada saat itu menunjukkan sudah pukul 07.45. Alhamdulillah di perjalanan tidak ada kemacetan, kami sempat berhenti beberapa kali untuk Ishoma. Di Cirebon kami sempat mampir untuk makan siang dengan menu khas Cirebon, yakni Nasi Jamblang :). Di Tegal kami pun sempat mampir ke Pantai Purwahamba karena letaknya sangat dekat ke Jalan Raya. Namun ketika sudah sampai pantai, eh, 'Aininya tidur, kami pun tidak lama di pantai tersebut. Lagipula saat itu ombaknya sedang tinggi sehingga tidak diperbolehkan berenang atau bermain air.

Perjalanan kami sempat terhambat karena banyak lubang di jalanan Brebes, Tegal, dan Pemalang.. Dan akhirnya ban kanan belakang jadi korbannya. Di Batang, kami terpaksa berhenti karena ban kanan belakang bocor. Ketika akan mengganti ban (itu pengalaman pertama saya mengganti ban di mobil itu) ternyata dongkraknya rusak! Setelah itu saya pun melambai2kan tangan ke arah mobil2 yang lewat dengan maksud meminjam dongkrak. Namun dari 2 mobil yang mau berhenti, mereka semua tidak membawa dongkrak, tetapi saya mendapatkan informasi dari mobil yang kedua bahwa tukang tambal ban tidak jauh di depan.

Akhirnya si Bumbum saya paksa maju sekitar 200 m lagi dengan kondisi ban bocor. Mau gimana lagi, untung tidak terlalu jauh. Di tempat tambal ban tersebut Alhamdulillah semua bisa tertangani dengan baik. Tukang tambalnya pun tidak pasang harga yang oportunis, sewajarnya saja, Alhamdulillah :). Kami pun melanjutkan perjalanan ke Semarang dengan hati-hati. Sampai di Banyumanik sudah memasuki waktu Maghrib. Alhamdulillah, perjalanan yang sangat penuh warna di masa liburan ini :).

  • Digg
  • Del.icio.us
  • StumbleUpon
  • Reddit
  • RSS

Perjalanan Penuh Warna (Bagian 1)

Bulan Januari ini saya dan keluarga sudah merencanakan untuk pulang kampung ke Bandung berhubung ada libur di hari senin tanggal 23 Januari 2012. Selain itu ternyata sang Kakek di Sukabumi sedang sakit parah, maka saya memutuskan menambah libur dengan mengambil cuti 2 hari, yakni hari Jumat tanggal 20 dan Hari Selasa tanggal 24, sehingga liburnya menjadi 5 hari :).

Perjalanan dimulai pada hari Jumat dini hari, tepatnya pukul 02.30, kami meluncur ke arah Bandung dari Semarang menggunakan Mitsubishi Lancer SL 82 yang kami namakan "Si Bumbum". Mengapa kami memutuskan berangkat jam segitu? Alasannya kami menghindari macet di daerah Semarang sampai Batang yang biasanya dipadati truk-truk besar.. Alhamdulillah sepanjang perjalanan lancar dan tidak ada kemacetan.. Kami berhenti Sholat shubuh di daerah Batang lalu melanjutkan perjalanan sampai Cirebon.

Sampai di Cirebon sekitar pukul 07.00, kami memutuskan untuk mencari sarapan Nasi Kuning, lalu silaturrahmi ke saudara kami di Cirebon (keluarga  Aki Ari & Ni Popi). Disana kami juga menengok cucu mereka yang baru 8 bulan (seumur dengan 'Aini), namanya Quinsa :). Namun kami tidak sempat bertemu dengan anak-anak dari Aki Ari & Ni Popi karena mereka semua bekerja. Setelah beristirahat dan mandi di rumah mereka, kami pun berangkat lagi ke Bandung, waktu menunjukkan pukul 09.30.

Sepanjang perjalanan Cirebon-Bandung ternyata lumayan padat, terutama di daerah Sumedang. Memasuki daerah Paseh (Nyalindung), jalanan berkelok-kelok dan menanjak. Beberapa truk berjalan sangat pelan bersusah-payah mendaki. Kami bersabar saja di belakang sambil menjaga jarak, bila situasi aman baru kami menyusul. Akhirnya sampai juga di kecamatan Cimalaka, Sumedang pukul 11.40, sudah mendekati waktu Sholat Jum'at. Kami pun berhenti di Masjid Cimalaka, saya menunaikan Sholat Jum'at terlebih dahulu sedangkan Istri dan 'Aini berjalan-jalan di sekitar kawasan Masjid yang sejuk.

Dari situ kami melanjutkan perjalanan langsung menuju rumah Ayah mertua saya di kawasan Cijambe, Ujung Berung, Bandung. Sesampainya di rumah pada sekitar pukul 14.30, sang sopir alias saya sendiri pun langsung 'ambruk'. Beres menurunkan barang, saya  istirahat sampai menjelang Maghrib. Kalau istri dan anak sih masih segar2 saja, soalnya mereka sepanjang perjalanan sudah cukup tidur :).

Malamnya entah kenapa HP saya tiba2 error tidak bisa dihubungi, HP istri saya juga begitu, mungkin sinyal di rumah Mertua saya kurang bagus, maklum di daerah gunung :p. Setelah shubuh baru ibu saya bisa menelepon, mengabarkan bahwa Kakek saya (Ayah dari Ibu) kedaannya makin parah dan merencanakan segera berangkat ke Sukabumi. Namun Ibu harus masuk ke tempat kerjanya dulu karena harus melayani pasien.. Akhirnya pukul 12 siang kami baru bisa meluncur ke Sukabumi.

Alhamdullillah selama perjalanan kami diberi kelancaran, dan Si Bumbum pun sehat, walaupun usianya sudah 30 tahun.. Sampai di Sukabumi sekitar pukul 15.00, saat itu keluarga besar kami sudah berkumpul. Ada keluarga kakak dan adik-adik dari Ibu saya (semuanya 7 bersaudara). Saya dan istri pun langsung menghampiri Sang Kakek yang sudah amat lemas terbaring di kamarnya. Waktu itu memang posisi Kakek masih di rumah, karena beliau keukeuh (memaksa) tidak mau dirawat di RS. Namun setelah dokter kami panggil ke rumah, dokter pun menjelaskan pada kami sekeluarga besar bahwa Kakek harus dibawa ke RS walaupun agak 'memaksa'.

Dokter Linda akhirnya bisa meluluhkan hati Kakek untuk mau dibawa ke RS. Kami sekeluarga besar mengantar Kakek kami ke RSUD Syamsudin, SH Kota Sukabumi. Alhamdulillah dengan bantuan dr. Linda proses pemeriksaan dari IGD cepat ditangani sampai masuk ke ruang ICCU. Kadang kasihan juga melihat pasien lain sepertinya lama menunggu di IGD. Kami sangat bersyukur diberi kemudahan oleh Allah dalam semua proses ini.

*bersambung ke Perjalanan Penuh Warna (Bagian 2)...

  • Digg
  • Del.icio.us
  • StumbleUpon
  • Reddit
  • RSS