Perjalanan Penuh Warna (Bagian 2)

*sambungan dari :

Perjalanan Penuh Warna (Bagian 1)

 

Setelah Kakek kami mendapat masukan makanan dari Infus (beliau sudah sulit makan secara normal), Alhamdulillah Kakek terlihat bertambah segar. Kakek mulai bisa berkomunikasi walaupun masih belum bisa berbicara dengan jelas. Setelah  masuk ruang ICCU perasaan kami agak lega karena Kakek sudah tertangani dengan baik. Malam harinya kami pun berbagi tugas ada yang berjaga di RS dan yang lain pulang ke rumah.

Keesokan harinya kami kembali ke RS untuk melihat kondisi Kakek. Beliau terlihat lebih baik lagi, sempat mengobrol dengan kami beberapa saat. Ingatan beliau masih sangat baik, menanyakan keadaan keluarga saya, dll. Pada sore harinya dengan berat hati kami pun berpamitan kepada Kakek untuk pulang ke Bandung dan terus ke Semarang. Suasana yang sangat mengharukan bagi kami karena rasanya ingin terus bersama beliau, tetapi kami harus mengingat kewajiban kami di kota lain.

Dari Sukabumi kami berangkat hari Minggu setelah Sholat Maghrib, menuju rumah ibu saya di kawasan Cinunuk, Cileunyi, Bandung. Pukul 22.30 sampai di rumah, saya yang sudah lelah ingin langsung istirahat. Namun ternyata anak kami, 'Aini malah terlihat cenghar (segar), dia malah mengajak main :). Selama beberapa saat dapat tertangani oleh Ibu saya dan keponakan-keponakan saya (Zylvi 10 tahun dan Rihhad 6 tahun). Mereka masih mau mengajak main 'Aini dan memang belum begitu mengantuk karena di mobil sudah tidur.

Ketika sudah puas bermain, 'Aini pun kami ajak tidur. Namun sangat sulit sekali bagi dia untuk tertidur, yang ada malah tambah rewel. Istri saya pun sudah melakukan berbagai macam cara mulai dari menyusuinya, menggendong, mengelus-elus, tapi tetap saja rewel. Akhirnya saya yang sudah setengah tertidur pun harus bangun lagi, saya coba menyetel film kesukaannya 'Aini, Barney and Friends. Dia pun terlihat anteng dan mulai mengantuk, tetapi sampai filmnya habis dia belum tidur juga, disetel lagi masih rewel. Akhirnya 'Aini saya gendong dengan posisi tegak tapi kepalanya bersandar di bahu saya. Eh, tidak lama kemudian dia akhirnya tidur, mungkin minta jatah gendongan Bapaknya nih.. hehe.

Keesokan harinya, Senin tanggal 23 Januari 2012 kami berencana bersilaturrahim ke rumah Neneknya Istri saya di kawasan Setiabudi, Bandung. Pukul 11 kami berangkat ke rumah Mertua dulu untuk menjemput mereka sekeluarga (istri saya 3 bersaudara). Kami ber-10 (Ayah mertua, Ibu mertua, Kakak Ipar laki2, Kakak Ipar perempuan, 2 anak kakak ipar, Saya, Istri, anak saya, dan Adik Ipar) berangkat ke Setiabudi dengan menggunakan 1 mobil dan 1 motor. Sebelum ke Setiabudi kami mampir ke "Griya Toserba" karena Kakak saya ingin belanja dan mengajak anak2nya main di Game Center. Kami pun sekalian makan siang di sana.

Dari Griya Toserba tak terasa sudah jam 3 sore, kami pun berangkat ke Setiabudi, rumah Nenek kami. Sampai disana kami disambut dengan hangat oleh Nini (panggilan Nenek), dan keluarga adik-adiknya Ayah Mertua saya. 'Aini pun sangat senang bermain di rumah Nini, begitu juga kakak-kakak sepupunya, Icha 3 tahun, dan Upi 13 bulan. Kami pun berpamitan pulang setelah sholat Maghrib, saya dan istri sekalian berpamitan untuk terus ke Semarang.

Malam itu kami bermalam di rumah Ayah mertua saya lagi, sebelum pulang ke Semarang. Kami berencana untuk pulang ke Semarang pada hari Selasa dini hari, sekitar pukul 3 pagi, namun ternyata kami baru terbangun pada pukul 03.30. Akhirnya kami memutuskan berangkat setelah sholat Shubuh agar lebih tenang. Kami pun berpamitan pada keluarga Mertua saya, 'Aini yang sedang tertidur akhirnya bangun ketika akan dipindahkan ke mobil, mungkin dia ingin melihat Kakek dan Neneknya dulu sebelum pulang, hehe.

Pada saat itu awalnya kami akan langsung pulang ke Semarang, tetapi kami baru ingat ada barang yang tertinggal di rumah Kakak saya (dekat dengan rumah ibu saya di Cinunuk, Cileunyi). Tadinya cuma mampir sebentar untuk ambil barang, eh, 'Aini-nya pup (BAB), terpaksa deh turun dari mobil ikut ganti popok :). Pada saat proses ganti popok tersebut, saya menelepon Ibu saya untuk laporan bahwa saya di rumah Kakak saya mampir. Ternyata Ibu mengabarkan bahwa beliau harus kembali ke Sukabumi untuk menengok lagi Kakek karena dikabarkan sudah agak hilang kesadarannya.

Kami sempat bingung, apa saya harus menambah cuti untuk ke Sukabumi juga? Saya khawatir kalau saya pulang tetapi terjadi sesuat pada Kakek bagaimana? Tetapi saya menyerahkan sepenuhnya pada Allah, masalah ajal Kakek saya tidak ada yang tahu selain Allah.Juga mengingat kondisi fisik saya, istri, dan 'Aini yang masih harus melakukan perjalanan jauh ke Semarang akhirnya kami memutuskan untuk pulang ke Semarang saja.

Kami mengantar Ibu sampai ke Cileunyi, beliau naik kendaraan yang ke arah Teminal Leuwi Panjang, lalu menyambung naik Bis ke Sukabumi. Saya sangat kagum pada Ibu saya, di usianya yang mendekati 60 tahun masih sangat mandiri dan segar melakukan perjalanan tersebut.

Selesai mengantar Ibu, kami pun melaju ke Semarang, waktu pada saat itu menunjukkan sudah pukul 07.45. Alhamdulillah di perjalanan tidak ada kemacetan, kami sempat berhenti beberapa kali untuk Ishoma. Di Cirebon kami sempat mampir untuk makan siang dengan menu khas Cirebon, yakni Nasi Jamblang :). Di Tegal kami pun sempat mampir ke Pantai Purwahamba karena letaknya sangat dekat ke Jalan Raya. Namun ketika sudah sampai pantai, eh, 'Aininya tidur, kami pun tidak lama di pantai tersebut. Lagipula saat itu ombaknya sedang tinggi sehingga tidak diperbolehkan berenang atau bermain air.

Perjalanan kami sempat terhambat karena banyak lubang di jalanan Brebes, Tegal, dan Pemalang.. Dan akhirnya ban kanan belakang jadi korbannya. Di Batang, kami terpaksa berhenti karena ban kanan belakang bocor. Ketika akan mengganti ban (itu pengalaman pertama saya mengganti ban di mobil itu) ternyata dongkraknya rusak! Setelah itu saya pun melambai2kan tangan ke arah mobil2 yang lewat dengan maksud meminjam dongkrak. Namun dari 2 mobil yang mau berhenti, mereka semua tidak membawa dongkrak, tetapi saya mendapatkan informasi dari mobil yang kedua bahwa tukang tambal ban tidak jauh di depan.

Akhirnya si Bumbum saya paksa maju sekitar 200 m lagi dengan kondisi ban bocor. Mau gimana lagi, untung tidak terlalu jauh. Di tempat tambal ban tersebut Alhamdulillah semua bisa tertangani dengan baik. Tukang tambalnya pun tidak pasang harga yang oportunis, sewajarnya saja, Alhamdulillah :). Kami pun melanjutkan perjalanan ke Semarang dengan hati-hati. Sampai di Banyumanik sudah memasuki waktu Maghrib. Alhamdulillah, perjalanan yang sangat penuh warna di masa liburan ini :).

  • Digg
  • Del.icio.us
  • StumbleUpon
  • Reddit
  • RSS

0 komentar:

Posting Komentar